KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada
Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayahnNya, sehingga makalah yang
berjudu “ Hubungan yang Erat (Relationship) ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasullah SAW, sahabat, dan keluarga beliau sekalian.
Makalah ini menjelaskan, tentang Hubungan yang
Erat, yang meliputi : keluarga, pertemanan, cinta dan pernikahan
bagi hampir semua orang, pengetahuan mengenai faktor-faktoryang mendasari
keberhasilan dan kegagalan hubungan hampir pasti merupakan hal yang diminati
masing-masing dari kita.
Mudah-mudahan makalah ini berguna hendaknya
bagi para pembaca, terutama bagi saya sendiri. Semoga kita semua mendapat
hidayah dari-Nya. Amin..
Penulis
Padang,
Maret 2013
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................1
Daftar isi................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................3
B.
Tujuan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hubungan yang Erat (Relationship).......................4
B. Daya Tarik Sosial......................................................................8
C. Pengungkapan Diri...................................................................8
D.
Cinta.........................................................................................9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...............................................................................12
B.
Saran.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mengingat pentingnya keluarga, pertemanan,
cinta dan pernikahan bagi hampir semua orang, pengetahuan mengenai faktor-faktoryang
mendasari keberhasilan dan kegagalan hubungan hampir pasti merupakan hal yang
diminati masing-masing dari kita. Ilmu pengetahuan mengenain hubungan secara
aktif dikejar di berbagai tempat di dunia, dan hal ini melintasi bidang-bidang
pennelitian tradisional, termasuk spikologi sosial, perkembangan dan klinis.
B.
TUJUAN
Setelah mempelajari pembahasan tentang
Hubungan yang Erat (Relationship), diharapkan rekan-rekan semua dapat
mengetahui apa yang diketahui mengenai dua jenis hubungan saling
ketergantungan (interpendent relationship), di dalam keluarga dan yang
melibatkan pertemanan. Berikutnya kita melihat hubungan romantis dan pernikahan,
serta topik terakir yaitu tentang cinta dan macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN YANG ERAT (RELATIONSHIP)
A.
PENGERTIAN HUBUNGAN YANG ERAT (RELATIONSHIP)
Dalam kamus
lengkap psikologi, James. P Chaplin, hubungan (relation) mempunyai arti:
1.
Sebarang
koneksi atau petalian antara dua variable sedemikian rupa hingga variasi pada
satu variabel akan disertai variasi pada variabel lainnya.
2.
Satu situasi
ketergantungan antara dua variabel sedemikian rupa hingga yang satu merupakan
kondisi antesedan (bagian yang mendahului) bagi yang lainnya.
1.
Hubungan Saling Ketergantungan dengan Keluarga
dan Teman
Elemen
yang umum dari semua hubungan akrab adalah saling ketergantungan
(interdependence), suatu asosiasi interpersonal dimana dua orang secara
konsisten mempengaruhi kehidupan satu sama lain, memusatkan pikiran dan emosi
mereka terhadap satu sam lain, dan secara teratur terlibat dalam aktivitas
bersama sebisa mungkin. Hubungan akrab dengan teman, anggota keluarga dan
pasangan hidup juga meliputi elemen komitmen (Fehr,1999). Saling ketergantungan
terjadi melintasi kelompok-kelompok usia dan melampaui jenis-jenis interaksi
yang cukup berbeda. Pentimngnya membentuk ikatan dengan orang lain
digarisbawahi oleh Ryff dan Singer (2000, hal, 30) yang menyatakan , “ikatan
yang berkualitas dengan orang lain seara universal didukung sebagai pusat dari
kehidupan yang optimal.”
Ø Keluarga Sebagai Hubungan yang Pertama
Sebagian
besar interaksi orang tua-anak memiliki implikasi masa depan karena keluarga
adalah tempat masing-masing dari kita belajar bagaiman berhubungan dengan orang
lain . Dissanayake (2000) menyatakan bahwaketika kita dating ke dunia, kita
sudah siap untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Selama tahun pertama dari
hidup, bayi manusia sangat sensitive terhadap suara-suara tertentu, ekspresi muka, dan gerakan tubuh
a.
Interaksi Orang Tua dan Keturunan
Mereka
Para
ibu, ayah, kakek, nenek, dan orang lain dalam keluarga berinterksi dengan
berbagai macam caradengan bayi, anak kecil, anak-anak,dan remaja. Sifat dari
interaksi tergantung pada karakteristik kepribadian dari orang-orang yang
berinteraksi dengan generasi yamg muda (Clark. Kochansca, & Ready, 2000).
Contohnya, efek dari ibu yang keibuan dan mudah bergaul bisa jadi berbeda
dengan ibu yang menyendiri dan dingin.
Sejalan
dengan bayi beranjak menjadi anak-anak dan kemudian menjadi remaja, menjadi
orang tua dapat menjadi tantangan. Hingga derajat tertentu , keyakinan bahwa
relasi oang tua-anak mlebih tidak menyenangkan ketika pubertas muncul tampak
tepat. Akan tetapi, di ;uar kebenaran yang umum ini, sebagian besar remaja
menyatakan perasaan yang sangat positif mengenai orang tua mereka, meskipu
mereka tidak lebih dekat dan tidak lebih tergantung pada orang tua mereka
(Galambos,1992). Hubungan yang meyenangkan dan memuaskan di dalam keluarga
diasosiasikan dengan kemampuan untuk mengalami empati, rasa percaya diriyang
tinggi, dan kepercayaan interpersonal.
Interaksi
di dalam keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh factor genetis dan karakteristik
kepribadian, namun juga oleh budaya.
b.
Hubungan antara Kakak Beradik
Hubungan
antara kakak beradik berbeda dari hubungan antar orang tua dan anak-anak mereka
, dan sering kali merupakan kombinasi antara perasaan saying, benci, dan
persaingan (Boer dkk,1997). Suatu kalimat yang sering diulang0ulang oleh kakak
beradik adalah versi tertentu dari : ibu seslalu lebih menyukaimu”, tetapi
orang tua merasa segan untuk mengakui pilih kasih semacam itu.
Hubungan
yang penuh kasih saying antara kaka beradik mungkin terjadi jika setiap anak
memiliki hubungan yang hangat dengan masing0masing orang tua, dan jika orang
tua mempersepsikan pernikahan secar positif (McGuire, McHale & Updegraff:;
Stocker & McHale, 1992). Hubungan kakak beradik penting sebab efek positif
atau negative yang diasosiasikan dengan kakak atau adik mungkin saja
dibangkitkan lagi berulang-ulang pada interaksi dengan teman-teman sebaya,
pasangan romantis, dan pasangan hidup.(Klagsbrun, 1992).
Kakak
beradik paling mungkin merasa dekat jika mereka dapat berbagi sikap dan
kenagan, saling membela, mengalami pertemanan dan saling menolong untuk
mengatasi kesulitan (Floyd, 1996). Bahkan ketika kakak beradik sangat dekat
pada saat anak-anak, mereka cenderung tumbuh menjauh pada saat remaja dan
dewasa muda. (Rosenthal,1992).akan tetapi, pada saat mereka mencapai usia
tenganh baya mereka kembali membina hubungan yang positif.
Ø Hubungan Diluar Keluarga : Membangun Persahabatan
Dimulai
pada masa anak-anak, sebagian besar dari kita membangun pertemanan dengan teman
sebaya yang memiliki minat yang sama. Hubungan awal ini cenderung terdiri dari
rasa saling suka yang didasarkan pada efek positif (Lydon, Jamieson, &
Holmes, 1997). Secara umum memiliki teman adalah positif sebab teman dapa
mendorang self-esteem dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman
juga bisa memiliki efek negative jika mereka anti social, menarik diri, tidak
suportif, argumentative atau tidak stabil (Hartup & Stevens, 1999).
a.
Sahabat Versus Hubungan Pertemanan
yang Lain
Dengan demikian dewasanya kita, persahabatan ( close
friend ) memiliki beberapa karakteristik
yang berbeda. Contohnya, orang-orang cenderung menunjukkan perilaku self-enchacing
seperti menyombongkan diri dengan bukan sahabat, tetapi mereka lebih mungkin
unutk menunjukkan kerendah hatian mengenai keberhasilan mereka ketika
berinteraksi dengan sahabat (Tice dkk., 1995). Dan sahabt cenderung menghindari
berbohong kepada satu sama lain-kecuali tujuan dari berbohong itu untuk membuat
sahabatnya merasa lebih baik (Depaulo & Kashy, 1998).
Sekali terbangun, suatu hubungan
akrab, dibandingkan dengan hubungan biasa, akan mengakibatkan dua individu
menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berinterakasi satu sama lain pda
situasi yang lebih bervariasi, menjadi self-disclosing , saling
memberikan dukungan emosional, dan membedakan antara sahaabat dan teman yang
lain (Kenney & Kashy, 1994; Laurenceau, Barret, & Pietromonaco, 1998;
Parks & Floyd, 1996). Teman biasa adalah seseorang yang menyenangkan untu
bersama, sementara sahabat dihargai karena murah hati, sensitif, dan jujur-seseorang
yang dapat anda ajak bersantai dan menjadi diri anda sendiri (Urbanski, 1992).
b.
Gender dan Pertemanan
Perempuan
melaporkan memiliki lebih banyak sahabat dari pada laki-laki (Fredrickson,
1995), dan ada keuntungannya memiliki sahabat. Contohnya, kepuasaan kerja,
lebig besar pada orang-orang yang memiliki sahabat daripada yang tidak memiliki
hubungan semacam itu (Winstead dkk, 1995).
Bagian jeleknya adalah rasa sakit
yang diasosiasikan dengan kehilangann atau terpisah dari teman yang sangat berharga.
Contohnya, ketika persahabatan terganggu
oleh kelulusan kuliah, dua individu harus beradaptasi terhadap
perpisahan tersebut karena hal ini mengandung ancaman emosional.
Martin (1997) mengidentifikasi
beberapa aspek yang terkait erat dengan gender menjadi karakteristik dari apa
yang dibicarakan oleh teman. Dua laki-laki cenderung berbicara tentang
perempuan dan seks, terjebak dalam suatu hubungan, olah raga, dan alcohol. Dua
perempuan cenderung berbicara tentang
hubungan dengan laki-laki, pakaian, masalah, dengan teman sekamar, dan
memberi atau menerima hadiah.
Penetialian melaporkan bahwa
laki-laki dan perempuan berbada dalam harapan mereka mengenai pertemanan lawan
jenis (Bleske-Rechek & Brush, 2001). Contohnya, laki-laki cenderung memulai
pertemanan semacamitu jika perempuannya menarik, dan mereka mengharapakan
tumbuhnya hubungan yang mengandung unsure seksual.
Ø Hubungan Orang Dewasa dan Gaya Kelekatan
Konsep
kelekatan berasal dari penelitian tentang interaksi bayi dan pengasuhnya. Bowlby
mengajukan bahwa pada saat
berlangsungnya interaksi tersebut, anak membentuk kognisi yang terpusat pada
dua sikap yang sangat penting yaitu : Evaluasi terhadap diri sendiri
(self-esteem) dan social self (terdiri dari belief dan harapan mengenai orang
lain.
Gaya kelekatan orang dewasa
memiliki karakteristik sebagai kombinasi dari tingkat self-esteem
seseorang dan derajat kepercayaan interpersonal. Dimensi-dimensi positifini
menghasilkan empat gaya kelekatan yaitu : aman, menolak , takut-menghindar, dan
terpreokupasi.
2.
Hubungan Romantis
Diantara
karakteristik yang menjadi definisi dari hubungan romantis adalah ketertarikan
seksual dan hingga derajat tertentu, dan
keintiman fisik, tergantung pada individunya dan apa yang diterima menurut
budaya. Keintiman dapat meliputi hanya bergandengan tangan, memeluk, atau
berciuman, tetapi juga meliputi interaksi seksual yang lebih eksplisit.
3. Pernikahan : Hubungan Akrab yang Paling Utama
Keberhasilan pernikahan dan kepuasan pernikahan terjadi apabila
ada faktor-faktor di bawah ini :
a.
Kesamaan
b.
Kesamaan yang diasumsikan
c.
Kepribadian
d.
Seks
B. DAYA TARIK SOSIAL
Kedekatan fisik ,
kenalan dan kesamaan merupakan satu potensi mekanisme untuk peranan kedekatan
fisik dalam daya tarik yang merupakan efek paparan semata (mere exposure effeck). Semakin sering kita bertemu
seseorang atau sesuatu, semakin mungkin kita mulai menyukai orang atau sesuatu
tersebut.
C.
PENGUNGKAPAN DIRI
Percakapan adalah aspek
penting dalam interaksi manusia. Ketika seorang kawan mengungkapkan kisah
sedihnya di masa lalu, maka kita secara emosional mungkin akan meresa dekat
dengannya. Self-disclosure (pengungkapan diri ) adalah tipe khusus dari
percakapan dimana kita berbagi informasi dan perasaan pribadi dengan orang
lain.
Terkadang kita
mengungkapkan fakta tentang diri kita yang tersembunyi , ini disebut pengungkapan
deskriptif, tipe pengungkapan opini pribadi dan persaan terdalam , persaan
kita kepada orang lain disebut pengungkapan evaluatif, karena penilaian personal
terhadap orang lain atau situasi.
Kita membuka membuka
informasi kepada orang karena berbagai alasan. berikut ini beberapa alasan
utama dari pengungkapan diri:
· Penerimaan sosia l
Kita mengungkapkan informasi tentang diri kita
guna meningkatkan penerimaan sosial dan agar kita disukai orang lain.
· Pengembangan hubungan
Berbagai informasi pribadi dan keyakinan
pribadi adalah satu cara untuk mengawali hubungan dan bergerak ke arah
intimasi.
· Ekspresi
diri
Terkadang kita berbicara tentang perasaan kita
untuk “melepaskan himpitan di dada”. Mengekspresikan perasaan dapat mengurangi
stres.
· Klarifikasi diri.
Dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman
pribadi kepada orang lain, kita mungkin mendapatkan pemahaman dan kesadaran
yang lebih luas.
· Kontrol sosial
Kita mungkin mengungkapkan atau menyembunyikan
informasi tentang diri kita sebagai alat kontrol sosial. Misalnya kita mungkin
sengaja tidak berbicaratentang diri kita untuk melindungi privasi.
Meskipun pengungkapan diri dapat memperkuat rasa suka dan
mengembangkan hubungan, ia juga mengandung resiko. Beberaoa resiko yang terjadi
saat mengungkapkan diri antara lain :
· Pengabaian
Terkadang pengungkapan diri kita dibalas
dengan pengungkapan diri orang lain dan hubungan pun berkembang. Tetapi
terkadang kita menyadari orang laintidak peduli pada pengungkapan dirikita dan
sama sekalitidak tertarik untuk mengenal
kita.
· Penolakan
Informasi tentang diri yang kita ungkapkan
mungkin menimbulkan penolakan sosial.
· Hilangnya kontrol
Ada kebenaran dalam pepatah “pengetahuan
adalah kekuasaan”. Terkadang orang memanfaatkan inforamsi yang kita berikan
kepada mereka uantuk menyakiti kita atau untuk mengontrol perilaku kita.
· Pengkhianatan
Ketika kita mengungkapkan informasi persoanal
kepada seseorang, kita sering beransumsi, atau bahkan secara tegas meminta agar
informasi itu dirahasiakan. Sayangnya terkadang orang itu berkhianat.
D.
CINTA
1.
Pengertian
Cinta
Cinta merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris love atau dari bahasa Arab al-Hubb atau al-Mahabbah. Cinta dapat
dirasakan oleh setiap individu, tetapi tidak menjamin masing-masing individu
tersebut mampu mengungkapkan dalam bahasa verbal.
Al-Ghazali dalam kaitan ini
menjelaskan bahwa deskripsi hakikat cinta harus diawali dari mengetahui
(makrifah) dan merasakan dengan indera.
James P Chaplin, seoranbg pakar
kamus psikologi mengkodifikasikan arti cinta dalam lima definisi, yaitu:
1.
Satu perasaan kuat oenuh kasih sayang atau kecintaan terhadap seseorang
biasanya satu komponen seksual.
2.
Satu sentimen dengan sifat karakteristik dominan, yaitu satu perasaan kuat
penuh kasih sayang.
3.
Dari psikoanalisi, naluri libidinal atau erotis yang mencari kepuasan atau
pemuasan pada satu objek.
4.
Menurut Watson, dengan kekuatan atau kemurkaan, salah satu dari ketiga
emosi primer atau emosi yang menjadi sifat asli.
5.
Pendekatan religius, satu kualitas
spiritual dan mistik, yang mempersatukan individu dan Tuhan.
Menurut al-Quran, manusia diciptakan Tuhan berpasang-pasangan, laki-laki
dan perempuan dan diantara mereka dianugerahkan perasaan cinta dan kasih sayang,
dan sudah fitrahnya bahwa manusia ingin dicintai dan mencintai. Tercapainya
kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat
manusia merasa tenteram, tenang dan
bahagia, sebaliknya cinta yang ditunaikan tidak mengikuti prosedur akan
mengantar kepada penderitaan.
2.
Macam-Macam Cinta
Ø Cinta Mawaddah adalah jenis cinta yang
menggebu-gebu dan membara.
Ø Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh
kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi.
Ø Cinta Mail adala jenis cinta yang untuk
sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal lain
cenderung kurang diperhatikan.
Ø Cinta Syaghaf adalah cinta yang sangat
mendalam , alami, orisinil dan memabukkan.
Ø Cinta Ra’fah yaitu rasa kasih sayang yang
dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran.
Ø Cinta Shobwah yaitu cinta buta, cinta yang
mendorang perilaku menyimpang tangpa sanggup mengelak.
Ø Cinta Syauq (rindu)
Ø Cinta Kulfah yakni perasaan cinta yang
disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal positif meski sulit.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Hubungan yang erat itu meliputi hubungan saling
ketergantungan dengan keluarga dan teman, hubungan romantis, dan pernikahan.
2.
Kedekatan fisik, kenalan dan kesamaanmerupakan
satu potensi mekanisme untuk peranan dalam kedekatan fisik dalam daya tarik.
3.
Beberapa alasan utama dari pengungkapan diri,
yaitu Penerimaan sosial, ekspresi diri, klarifikasi diri, dan kontrol sosial.
4.
Resiko dalam pengungkapan diri antara lain: pengabaian, penolakan,
hilangnya kontrol, dan pengkhianatan.
5. Menurut al-Quran, manusia diciptakan Tuhan
berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan dan diantara mereka dianugerahkan
perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah fitrahnya bahwa manusia ingin
dicintai dan mencintai.
6.
Cinta terdiri dari beberapa macam, yaitu cinta mawaddah, rahmah, mail,
syagaf, ra’fah, shobwah, syauq, dan kulfah.
B. SARAN
Makalah yang berjudul
“Hubungan Yang Erat (Relationship) ini” masih banyak kekurangan-kekurang di
sani-sini, baik dari segi pembahasan, maupun dari segi penulisannya. Maka untuk
itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun, demi untuk perbaikan
ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Baron, Robert. A, Donn Byrne,
Social Psychology: terjemahan, Jakarta : Erlangga , 2005.
Taylor, Sheylley E, Letitia Anne Peplau, David O. Sears, Psikologi Sosial,
Edisi Kedua Belas, Jakarta: Kencana, 2009.
Mubarok, Achmad, Psikologi Keluarga, Jakarta: Wahana Aksara Prima, 2009.
Mujib, Abdul, Risalah Cinta: Meletakkan Puja pada Puji, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004.
Marswendy, Brian, Psikologi Umum: sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta:
Salemba Humanika, 2010.